APBN, Dari Kita dan Untuk Kita


Salah satu tujuan dari suatu negara adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diukur dengan meningkatnya pendapatan nasional di suatu negara. Pendapatan nasional merupakan tingkat pendapatan dari Rumah Tangga Konsumen (RTK) yang di terima dari penyerahan faktor-faktor produksi selama satu periode tertentu.

Pertumbuhan ekonomi bukan merupakan sebuah proses, bukan merupakan suatu gambaran ekonomi pada suatu periode tertentu, ada perkembangan atau perubahan dan penggunaan waktu (Boediono,1992). Pertumbuhan ekonomi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami guncangan karena sifat dari pertumbuhan ekonomi di negara Indonesia yang merupakan negara berkembang belum sampai ke steady state dimana perekonomian dalam keadaan stabil tidak terpengaruh oleh goncangan.

Kita lihat dari gambar diatas bahwa kondisi pertumbuhan PDB Indonesia tidak stabil. Pada tahun 1998  Indonesia mengalami pertumbuhan yang paling buruk dengan angka -13,13%. Kondisi itu dikarenakan tahun 1998 kondisi perekonomian di dunia sedang memburuk. Tidak hanya Indonesia saja yang terkena dampaknya, melainkan negara lain juga ikut terkena dampak dari krisis tahun 1998

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi diantaranya adalah: (1) Sumber Daya Manuia, (2) Sumber Daya Alam, (3) Teknologi. Dalam perekonomian di suatu negara, pemerintah perlu memegang kendali supaya perekonomiannya tidak terpuruk. Pemerintah di Indonesia misalnya, pemerintah berhak mengeluarkan kebijakan, yang berupa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang mengatur tingkat suku bunga dan peredaran uang, sedangkan Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang terkait dengan pengeluaran pemerintah. Yang akan kita bahas disini terkait dengan kebijakan fiskal di Indonesia.

Instrumen kebijakan fiskal yang berupa pengeluaran pemerintah terdapat dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Pengeluaran ini sangat mendorong laju pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Pengeluaran pemerintah berfungsi untuk pembentukan modal melalui belanja sarana dan prasarana. Perusahaan swasta tidak akan membangun sebuah pabrik jika tidak ada fasilitas umum penunjang di sekitarnya seperti Rumah Sakit, Sekolahan dll. Seperti kita ketahui bahwa negara Inonesia ini termasuk negara yang berkembang dimana modal (capital) itu sedikit diakibatkan karena tabungan yang berada di masyarakat sedikit. Tabungan yang sedikit diakibatkan karena pendapatan masyarakat yang sedikit, Pendapatan masyarakat yang sedikit diakibatkan karena kualitas SDM yang kurang. Hal semacam itu dinamakan dengan lingkaran setan tak berujung pangkal dan akan terus berjalan selama tidak ada dongkrakan. Dengan adanya APBN mendorong untuk pembangunan berupa fasilitas pendidikan dan sarana prasarana lainnya yang membuat kualitas SDM naik yang akan berdampak pada faktor lainnya seperti pendapatan, dan modal. Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar di suatu wilayah. Kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan, dan pendidikan adalah hal yang pokok untuk mencapai kehidupan yang layak. Pendidikan memiliki peran yang penting dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan (Todaro, 2006).

Untuk melakukan segala pengeluaran, tentu saja pemerintah memerlukan suatu pemasukan dalam bentuk pendapatan. Pendapatan pemerintah untuk sumber APBN ada berbagai macam, antara lain: Pajak, bea cukai dll.
Pajak merupakan instrument dalam APBN yang memiliki pemasukan paling besar. Pajak memiliki dua fungsi (Mardiasmo, 2013) antara lain:
1.      Fungsi budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluarannya
2.      Fungsi mengatur
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang social dan dalam bidang ekonomi

Berdasarkan dari uraian kedua fungsi diatas, pajak memiliki peran dalam membiayai pengeluaran pemerintah. Dengan begitu jika kita membayar pajak sesuai dengan peraturan yang diberlakukan pemerintah, maka kita turut serta dalam memajukan perekonomian Indonesia dan kita juga akan meerasakan dampak dari pengeluaran pemerintah dalam APBN. 


Pendapatan dalam APBN tahun 2016

Pendapatan dalam APBN 2017
Bisa kita lihat dari data tersebut, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pajak masih kurang. Pada APBN tahun 2016 pendapatan yang berasal dari penerimaan pajak sebesar 1.546,7 sedangkan pada APBN tahun 2017 menurun menjadi 1.498,9. 

Kita selaku warga negara Indonesia sudah semestinya harus ikut berperan serta dalam membangun ekonomi Indonesia. Jadi, mari kita bayar pajak tanggungan kita demi memajukan perekonomian Indonesia untuk ke taraf yang lebih baik lagi terutama pada tahun 2017 yang akan datang, karena pajak merupakan sumber penerimaan negara yang akan digunakan untuk pengeluaran negara untuk pembangunan pendidikan, ekonomi dan berbagai sektor lainnya di Indonesia sehingga kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat.

Sekian tulisan yang dapat saya sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Referensi:
Irawan, Suparmoko. 2008. Ekonomi pembangunan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Mankiw Gregory. 2007. Makro ekonomi. Jakarta: Erlangga
Topado Michael P. 2000. Pembangunan ekonomi di dunia ketiga. Jakarta: Erlangga
Mardiasmo. 2013. Perpajakan. Yogyakarta: Andi offset
www.kemenkeu.go.id diakses pada 16 Desember 2016
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar